"BAKSO” Sebagai Mata Pelajaran Dalam Kehidupan

 "BAKSO” Sebagai Mata Pelajaran Dalam Kehidupan

Oleh : Ahmad Alfin khusaini




Pada 8 Agustus 2020, Hari sabtu tepatnya, jam menunjukkan pukul 04:30 Wib aku bergegas bangun tidur, teringat akan jadwalku hari itu untuk berdarma wisata dengan tujuan ke Telaga Sarangan Magetan, bersama keluarga besar Dewan Guru, lekasku bangun tidur, kemudian menjalankan sholat subuh, lanjut bersih-bersih diri dan bergegas menuju sekolah sebagai pusat pemberangkatannya, tepat pukul 06:30 Wib kami berangkat berdarma wisata ke tujuan yang sudah direncanakan, sepanjang perjalanan kunikmati perjalanan sesekali aku terlelap dalam dekapan kursi bus yang nyaman untuk tempat merangkai mimpi, beberapa kali kami berhenti di rest area dan SPBU demi menunaikan hajat besar maupun kecil, sepanjang jalan kami disuguhi pemandangan alam buatan yang maha kuasa, serta juga pemandangan alam buatan manusia, yang menggugah mata dan membuat hati merenung akan keberlangsungan Dunia kedepanya, semoga Bumiku selalu baik-baik saja.

Jam menunjukkan pukul 09:40 Wib, kami mulai merasakan perjalanan yang menanjak dengan pemandangan pegunungan, perbukitan dan lebatnya hutan, masyaAllah indah sekali ciptaanmu ya Allah, 20 menit berlalu tepat pukul 10:00 kami tiba di tujuan kami yakni Telaga Sarangan Magetan Jawa Timur, Di pintu gerbang kami melalui pemeriksaan penggunaan protokol kesehatan di dalam bus, kami semua aman karena kami menaati protokol kesehatan. Kemudian, kami mulai turun dari bus dan memasuki kawasan Telaga sarangan, sebuah telaga yang terbentuk dari kawah yang dipenuhi air, banyak pedagang di stand daganganya, ada pula yang menjajakan barang dagangan dengan dipanggul berjalan kaki, ada pula yang menawarkan jasa mengelilingi bibir telaga dengan berkuda, menawarkan jasa speatboat untuk berkeliling di telaga sarangan.

Aku kemudian menjatuhkan pilihan menikmati telaga sarangan dengan berjalan kaki menyusuri telaga, sesekali mengambil gambar sebagai bukti telah berkunjung di tempat wisata ini, menyusuri telaga sarangan ditemani dengan beberapa guru laki-laki, berjalan sambil ngobrol sana-sini, akhirnya ditengah perjalanan kami singgah di warung kopi, menikmati semilir angin telaga dan hembusan angin yang datang menerpa dari balik pepohonan khas telaga sarangan, tidak terasa tenryata lama ngobrolnya, tiba-tiba terdengar suara adzan dhuhur menunjukkan pukul 12.00 Wib, kami bergegas melanjutkan perjalanan, serta membeli oleh-oleh sekedarnya, sampailah kita di musholla area parkir telaga sarangan, setelah menjalankan sholat dzuhur, kami melanjutkan perjalanan pulang, di tengah perjalanan kami mampir di pusat oleh-oleh, dan kami berhenti lumayan lama di kampung sepatu di tengah kota magetan.

Bus berhenti dan kami turun di kampung sepatu, perutku tiba-tiba berbunyi (menandakan aku lapar), pas dibelakang bus ada bapak penjual bakso di pinggir jalan dengan gerobak diatas motor, aku melirik “kayaknya enak nih bakso” (dalam hati), aku berjalan-jalan sebentar, melihat-lihat toko sepatunya, tapi tidak ada yang menarik dalam pandanganku, akhirnya aku dan beberapa guru ke bapak tukang bakso aku pesan bakso, penjualnya ramah sekali, murah senyum dan terlihat gaya bicaranya ini bukan orang sembarangan, setelah makan basko guru yang lain meninggalkan tempat, kebetulan baksoku dibayari Bu kasek (alhamdulilah), setelah makan bakso, aku mencoba mengajak ngobrol bapak tukang baksonya perkiraaan umur 40 -50 tahunan, belum terlalu tua juga :

Aku : “ sudah lama jualan pak ? (tanyaku)

Tukang bakso : “ lumayan mas, sudah hampir 5 tahunan, masnya rombongan dari mana ?” (tanyanya balik)

Aku : “alhamdulillah ngge pak, kami rombongan dari sekolah di Kota Mojokerto pak, oh ngge pak, sebelum jualan bakso kerjanya apa pak?”

Tukang bakso : Ngge mas, lumayan jauh ngge, saya dulu Guru mas di Madrasah  salah satu pondok.”

Aku : “MasyaAllah, saya sudah menduga pak, karena dari njenengan berbicara sepertinya bukan orang biasa”

Tukang bakso : “hehehe, ngge mas, saya dulu guru Biologi mas, kemudian saya banting setir jadi tukang bakso mas,”

Aku : Ya Allah, Guru BIOLOGI” (Kaget), kok bisa milih jadi tukang bakso pak, kenapa ?

Tukang Bakso : “Ya mungkin karena kesejahteraan guru waktu itu kurang mas, terus kerjaannya guru banyak sekali, enak gini mas santai jualan bakso, tiap hari ada penghasilan, kalau guru nunggu bulanan hehe” (ketawa kecil pungkasnya)

Aku : masyaAllah, punya putra pinten pak ?

Tukang bakso : “ 3, laki-laki semua mas, alhamdulillah doakan ngge mas, anak saya yang pertama kemarin ikut seleksi cpns dan lolos ke tahap selanjutnya, satunya daftar TAMTAMA, satunya masih SMA mas,”

Aku : MasyaAllah pak, luar biasa sekali njenengan dengan berdagang bakso yugo-yugo njenengan menjadi calon orang-orang hebat, oh ngge pak putra pertama alumni pundi pak?

Tukang bakso : “dulu sekolah kedinasan perkereta apian di madiun, yang satunya daftar tamtama karena dia mboten purun kuliah, tapi memang fisiknya bagus anak saya yang ke 2, doakan ngge, masnya sudah PNS kan mas? ” (menjawab dengan lengkap)

Aku : “Alhamdulillah sampun pak, amiin, mugi saget manfaat pak”.

Tidak sengaja saya melihat tangan bapaknya tergurai gambar bekas luka dan ternyata beberapa jari tangan bapaknya terlihat tidak ada, akhirnya aku beranikan bertanya lagi :

Aku : ‘Bapak ngapunten, niku tangan njenengan bekas luka napa pak?

Tukang bakso : “owalah ngge mas, dulu setelah jadi guru, saya tidak langsung berjualan bakso, saya kerja di PLN bagian teknisi, nah coba masnya lihat tiang listrik itu, (sambil menunjuk ke tiang listring di seberang jalan), saya dulu jatuh dari tiang listrik seperti itu mas, dari ketinggian 10 meter, sebelum jatuh, saya kesetrum dan kabelnya meledak akhirnyna saya jatuh.”

Aku : “Ya Allah pak, terus pripun?” (mendengarkan ceritanya dengan seksama).

Tukang bakso : “kemudian saya dilarikan kerumah sakit, dan dokter bingung mau operasi yang mana dulu hehe (sambil tertawa pelan), saya dulu di vonis lumpuh mas, karena ketika saya jatuh pas tulang belakang saya yang agak retak, kemudian divonis impotensi, dengan luka bakar yang serius serta urat nadi saya putus, sehingga memaksa merelakan beberapa jari saya di amputasi seperti ini (sambil menunjukkan tanganya), saya di rumah sakit 6 bulan mas, keluar rumah sakit saya menggunakan kursi roda, dan kuasane Gusti Allah mas, saya berlatih jalan kemudian saya bisa jalan, bergerak normal dan alhamdulillah vonis dokter tidak ditakdirkan Alloh, saya tidak impotensi, waktu itu yang ada di pikiran saya dan istri Cuma pasrah, saya pasrah semuanya kepada Allah, kalau memang akhri khayat saya lumpuh, sudah tidak bisa apa-apa lagi, saya pasrah mas, tapi tetap saya ikhtiyar usaha latihan setiap hari, dan kuasane gusti Allah semua berubah, saya bisa normal kembali, dan sampai sekarang jualan BAKSO.”

Aku : “Ya Allah , Alhamdulilah pak, (sedikit menitihkan air mata), ngge pak semua itu memang atas kuasa Allah, masyaAllah pak luar biasa njenengan.”

Tiba-tiba guru-guru mengajak saya kembali naik ke bus. Akhirnya saya pamitan ke bapak tukang baksonya,

Aku : “ Pun ngge pak, saya balik ke Mojokerto dulu, monggo kalau mau main ke Mojokerto cari SMP Negeri 7 Kota Mojokerto.”

Tukang Bakso : “ngge mas, insyaAllah siap mas, minta barakah dan doanya njenengan mas, semoga anak saya bisa menjadi seperti njenengan”.(Sambil bersalaman). Namanya siapa mas?

Aku : “Amiin, amiin pak, sukses pak, insyaAllah bisa jadi PNS dan Tentara pak yugo njenengan, saya alfin pak. Pun ngge pak assalamualaikum.”

Tukang bakso    : “aamiin, mas terima kasih, oh ngge mas Alfin, waalaikum salam.”

Kemudian aku menuju kedalam bus dan melanjutkan perjalanan, sepanjang perjalanan aku duduk di kursi bus, tiba-tiba baru terfikir siapa nama bapak tersebut, akibat saking serius mengobrol dan pamitan, sampai aku tidak ingat tanya balik siapa namanya., semoga saja bapak Tukang bakso tersebut selalu dalam lindungan Allah yang telah memberikan pelajaran padaku, betapa pentingnya rasa syukur, ikhtiyar dan tawakkal kepada Allah, masyaAllah, oh iya ngomong-ngomong enak juga loh baksonya, katanya buatan beliau sendiri. Tidak terasa tepat pukul 18:20 Wib, kami sampai di Kota Mojokerto dengan selamat dan bahagia. Alhamdulillah. Semoga bermanfaat dan menginspirasi. SEKIAN, Terima kasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEKANISME PELAKSANAAN PEMILU DI INDONESIA